Monday, December 17, 2012

Health is above all: Balancing Diet, Sport, and Nutrition

Long time not to see you!
So sorry for the late update, these days have been super busy. I almost have not time to eat properly, occupied by work and also all the preps, not to mention some personal problems that occupied my psychological sanity. I guess if you are one of the quickie-bride & groom out there; DON’T FORGET TO EAT. Yes darling, you are obliged to eat with proper nutrition.
My mistake was….i want to look slim and pretty during my D-Day. However, I tried to achieve that by having a diet, without consulting to the expert, neither doctor nor nutritionist. How was my diet? From eating 3 times a day, I just eat during lunch. At my lunch, I tried not to consume carbo; only the protein. If I’m hungry, which is most of my case, I eat fruits or if the pain is unbearable, I went to sleep. Trying to forget the ache.
The time has come. Due to my period, in which is the time when my body immune reach its lowest level; I get fainted. My low blood pressure combine by anemia and the period itself dragged me into a new level of headache and super-awesome stomach cramp. I went to a bed rest for a day; not going to office. And of course, the work reached its due. More and more to come at that moment J
The point is… not eating is stupid. That’s the stupidest way to get pretty. Trust me. Lack of nutrition might get you slimmer; but it also grabbed your “beauty” and replace it with dark circle below your eyes and freckles on your cheek. You won’t look fresh and dazzling; you’ll look pale and weak. Not interesting at all.
Diet might be working. Diet might be important; but please do a proper diet. Eat still 3 times with half portion. Above all, if you want to be slimmer quickly, there’s no other way but to do sport. Going to the gym, have fitness session, run for couple of minutes but routine will help you get back in shape super quickly. You can still eat whatever you want. You only need to think about the calories input and output. The point is to balance the calories; or to lessen the input; if you want them to be burned.
In last 5 weeks, I lost 6 kilos. I avoid eating rice, eating half portion and eat more fruits and vegetables. I tried to run or walk after work for 20 minutes (even less), but I tried to do it regularly (even though it was mainly shitty efforts karena kebanyakan lupanya dibandingkan ingetnya). There’s no other exercise like lift-weighting or else; just to the run and walk (and sometimes the sit up); but it works J Go sport!

Monday, December 3, 2012

Our New House: Introducing the "Omah Mungil"

Last week we have sealed the deal. Kita akhirnya fix memilih vendor-vendor dan mudah-mudahan ga ada yang kelewat lagi ya..
Akad Nikah di rumah:
Catering (√), dekor (√), rias (√), baju akad pengantin (√), baju orang tua pengantin (√), baju saudara kandung (√), make up (√), persiapan pengajian (√), seserahan (√), pre wedding foto (√), penghulu (√)
Resepsi:
Catering (√),dekor (√), rias (√), baju akad pengantin (√), baju orang tua pengantin (√), baju saudara kandung (√). Make up (√), persiapan pengajian (√), seserahan (√), entertainment (√), MC (√), cucuk lampah (√), upacara panggih (√), baju & rias pager ayu/bagus, penerima tamu, (√), baju saudara kandung (√), foto video dokumentasi (√), souvenir (√)
Maksudnya yang di-(√) itu bukan berarti udahan eksekusinya, tapi uda milih vendor aja ;p hahaha.. tapi that’s indeed a progress donk yaaa hahaha #maksaa. Nah, aku akan review and kasih tau aku akan pake vendor apa aja on the next posting deh. Soalnya sekarang I just wants to give a head up for the new couple about this scary thing: NEW HOUSE #bumibergetar #gunungmeletus #kilatmenyambar #zoomin #zoomout #bersambung #APASEEEH
Hahaha.. Well what I’m gonna say is that… Yes.. Having a house is not easy. That’s why I feel indeed grateful; Alhamdulillah wa syukurillah.. Because house is not anymore an issue for me and si Mas. Allah memang maha kuasa; selalu saja ada hal hal yang membuatku tak berhenti mengucap syukur; yang kalau di logika-kan jadi nggak masuk akal.. banyak banget kata-kata “Kok bisa ya…” yang akan terlontar. But sometimes thereare circumstances, when we have to stop questioning miracles; because it’s there to be thanked. #jadikemana-mana
Oh iya, rumah kita ini (selanjutnya disebut omah mungil – yes, this is the reason of why I named the blog!!!); located di Depok (hell, yeah!!!), dan dikomplek yang sama dengan rumah papa mama (err.. begitulah *tersipu*); hoho.. tipenya besar sekali sih nggak. Tapi cukuplah kalo Cuma buat aku, si mas, anak-anak kita, sama buat tamu kalau ada yang singgah J pokoknya bersyukurrrr banget punya si omah mungil! In short, omah mungil is already there. Yet, it’s empty. Nothing is provided. Literally no thing. Not a single thing. Not even a mattress and not even gordyn or vitrage. Pokoknya, belum bisa ditinggali (walaupun sebenernya aku  Cuma gelar sajadah buat tidur juga jadi ;p) tadinya, bayanganku adalah dengan menyicil sedikit-sedikit isinya si omah mungil. Namanya juga pengantin baru ya, pasti ga langsung tahu-tahu punya semuanya; kita kan bukan anak presiden atau jendral (atau keduanya).
Well, masalahnya adalah... rumahku harus udah siap huni within 1 month.
Berawal dari papa yang menawarkan si omah mungil kepada ibu Boja saat ibu Boja datang melamar ke Depok; ternyata tawaran papa direspon positif oleh keluarga Boja. Nah, makanya timngnya menjadi fleksibel karena kendala waktu dan jarak menjadi hamper tidak ada. Nah, karena akad nikah mulai jam 8 dan sebelumnya mau ada seserahan, maka pas hari H kita akan mulai jam 7! (Iyeeep, jam 7 pagi donk masbrooo..). Bayangin gak jauhnya jatiasih (rumah si Mas) sama Depok. Bisa-bisa tua di jalan, belum sampe depok bisa stucked dimana saja dan bisa-bisa malah telat semilat; kayak ketupat lupa diangkat #krikrik. Nah makanya karena satu dan lain hal; papa meng-offer keluarga si Mas yang datang jauh auh dari Semarang, untuk bisa singgah dan menginap di omah mungil at least sehari sebelum akad sehingga pas pagi akad we can start on time. Maklum, akad hari jumat berarti harus selesai sebelum solat jumat kan ya J waktu menjadi super berhara sekaliii..
Maka dari itulah; prior to the wedding si omah mungil ini harus “layak” huni. Mengapa? Karena keluarga si Mas akan menginap disanaaaa! Omah mungil sih keliatannya masih kinyis-kinyis ya; tapi perabotnya itu lhoooo… huaaaah, emang beli perabot ga rebek? Emang beli perabot ga butuh banyak pertimbangan? Emang beli perabot ga harus nyari wangsit dan ide dulu? Above all: kan beli furniture itu gak murah *menunduk*, huhuhu..
Makanya minggu lalu kita focus di acara nyari-nyari furniture dan gorden. Pertama kita jalan ke informa (itu yang biasanya ad adi deket ace hardware) dan mendapatkan a pretty good deal. Hanya dengan 26 jutaan, aku akan dapat:
1.  Sebuah kamar set (terdiri dari kasur, lemari 3 pintu, 2 nakas, 1 meja rias)
2. TV set (tempat TV & buffet untuk perkakas/hiasan)
3. Meja makan kaca dengan kursi 4 buah
4. 1 buah sofa-bed (bisa jadi sofa, bisa jadi bed, multifungsi!)
Setelah itung sana/I, pertimbangan sana/I; akhirnya diputuskan aku akan beli kamar set-nya saja (harga dirahasiakan dari public ;p) dan sofa akan digotong dari rumahku ke omah mungil :D yay! Tinggal cari meja makan (serius, papa pengen banget ada meja makan, padahal aku makan dari panic didapue juga bisa haha). Untuk barang elektronik macamnya TV, kompor, mesin cuci, itu mah bisa diimpor dari rumah Bekasi atau rumah Depok :D hehe, indahnya kebersamaan.. #indahnyanebengperabot ;p
Hal penting lainnya yang ikut kudu dipikirkan adalah gorden! Wohoo, I just know that a lot of things to think about, just to pick a window cover for God’s sake! Harus milih corak/motifnya (polkadot, garis, bunga, polos), tekstur gordennya (timbulkah, borderkah, corak cetakkah?), warnanya (mejikuhibiniu dengan possibility meng-combine satu sama lain hingga 4 jenis – bayangin permutasinya..), modelnya (ring biasa, ada poninyakah, ada lilitan apa?), ring-nya (warna emas, putih, item? Mejikuhibiniu?), vitrage-nya (kain transparan tipis yang membatasi antara jendela dan gorden ebneran), rail-nya (warna emas, putih, item, mejikuhibiniu), waist ribbon-nya (model, warna, bentuk, bahan, buseeet) hook-nya (tempat menyantolkan si waist ribbon itu.
Dudes, a lot of stuffs to choose on a gordyn! Can you imagine, ada 5 ruangan yang bakal ber korden T_T mau nangis hiiiiks., pilih 5 set barang sebanyak ituuu.. dan ternyata oh ternyata, harga gorden sekarang agak nyelekit di kuping, hiks.  Tapi ini gak ngeluh yaaa.. gapapa banget kok. everything seemes fine ;)
Oh ya, masalah gorden lagi; seruuu.. hahaha, akhirnya untuk ruangan non kamar tidur, kita pilih satu tema, persis coraknya, beda warnanya, tapi sejiwa #halaaaah. Sedangkan untuk kamar tidur; satu sama lain sama coraknya tapi beda warnanya; hehe.. Ah, can’t wait for the gordyn! Trus aku juga masih mau nyari kasur king koil yang lagi diskon (ada gak yaaa; infoin donk pliiiis) soalnya paket tadi itu excluding kasur. Balik lagi ke gorden, nanti pak boss-nya (yang temennya papa, somehow ntah bagaimana kok bisa related) akan kesini dan mengukur dan ngomongin model J salam manis nih dari si omah mungil dan (calon) penghuninya! J

10 secrets to a quickie marriage!

Masih ingat bahwa blog ini was intended to be guidance for super-quick wedding preparation? Hohoho, I don’t think I have covered the tips and tricks yet. Tonight I’m not gonna spill any juga sih.. malah jatuhnya I will be more into curhat rather than advicing.. The yips is not well-structured but embed into my stories below yaa..
Well, like I said, I’m working; and si Mas is also working. Bedanya adalah, si Mas masuknya pagi banget (secara beliau di BUMN yaaa..) jadi si Mas akan masuk jam 7.30 and can’t be late; otherwise his salary will be cut #kejamnyapemerintah #halah. Apalagi si Mas kudu berangkat even earlier because he is the one who HAVE TO have a breakfast before starting a day or his day will be ruined.  Sedangkan aku adalah perusahaan multinasional yang selalu memperjuangkan adanya flexibility in working (read: agile working), so that’s okay to come late (or very late), even you are able to work from any place, like café, home, name it-lah.. #azik
In a sum, si Mas akan kerja jam setengah 8 pagi teng sampe jam setengah 5 teng. Sedangkan aku bisa masuk jam 9 (atau setengah 10, atau seenak jidat), dan pulang jam 8, jam 9, jam 10 (atau setelat jidat). Si mas makan siang jam 12 sampe jam 1; saya seringnya gak makan siang dan baru makan jam 3 sore. Kalo yang ini sih bukan karena kantornya kejam juga, tapi keseringan karena saya pengen sok-sok-an diet tapi berakhir gagal, karena jam 1 saya laper, jam 2 perut melilit dan jam 3 ga tahan liat kanan kiri saya para rekan kerja mulutnya pada ngunyah cemilan semua #hufff
Intinya yaaa… Well, jadwal kerja yang bagaikan bumi dan langit itu membuat kita susah ketemu dan bisa membahas persiapan apapun secara memadai and it does affect our approach on preparing for the wedding and dealing with vendors. But the show must go on donk yaaaa… if in weekdays we can’t settle things. We do it on the weekend! (tips #1)  Selamat datang minggu-minggu tak berweekend!!! :D #ketawapakekantongmata
Awalnya kita panik karena gak dapet gedung. Nah ketika uda dapet gedung, apalagi pake ada paketan segala, kita jadi nyantai dan kalem-kalem aja; mikirnya: “ah, kan tinggal liat daftar vendor aja, pilih satu, gampang..” Nah saudara-saudara, pikiran sesat macam itu dibuang jauh-jauh yaaa.. DON’T YOU DARE TO THINK LIKE THAT. Because THAT’s NOT THE CASE, SWEETY!
Setelah dapet gedung aku dan si Mas focus nyari cincin dan seserahan, bikin baju akad, beli bahan dan ngurus undangan. Semua hal non-gedung related dan semua yang butuh proses lama dalam pemesanan ataupun pengerjaan, kudu banget di-secured in the first place (tips #2). Kalo aku inget-inget ; aku sih amazed ya sama kinerja aku dan si Mas. Pagi-pagi si mas jemput aku dari bekasi ke depok, cari cincin ke cikini, lanjut bikin undangan ke blok M, cari bahan di melawai, ngejahitin di sebuah butik didepok untuk baju akad mempelai wanita, terus ke penjahit jas cowok di depok belahan lain untuk baju akad juga, semua in a day.  Super gila, super capek, super diburu waktu (kedengarannya). Tapi ntah kenapa sih kita ngejalaninnya enjoy banget dan dinikmatin banget setiap momennya (tips #3)  walaupun begitu sampe rumah badan semua pegel, kaki sakit, pundak linu, dan langsung tepar pas nyium bantal. It happens to me, it happens to si Mas, dan berlangsung for several weeks (without a break) J #notthatwemind
Tapi ya, walaupun sudah memanfaatkan waktu segitunya, makin dekat dengan hari H, kita makin panik karena sampe H-1,5 bulan vendor vendor penting belum di-decide. Macamnya catering, dekorasi, dokumentasi,  atau rias (mati banget gak tuh..). in this case, attending a weeding exhibition will help! (tips #4). Ketika semua vendor yang lo butuhin ngumpul di satu tempat, you can do the test food, you can see the décor example, you can see the result of their pre-wedding shoot, you can see the example of the wedding gown; it will be easy for you to decide which one attract you the most. Bahkan kalo lagi exhibition, you can get super special price J it does help and if you can; attending a wedding exhibition will never go wrong, at least you learned something and you also can benchmark one another. Jangan lupa pas lagi weeding exhibition itu 2 hal: nanya dan nawar (tips #5). Yang ga bisa kudu belajar J
Terus apa masalah selesai? Oh tentu tidak!
Mungkin aku yang lebay. Mungkin juga aku yang terlalu perfeksionis. I just want to try ALL options then I can pick the best. But unfortunately, that’s also not the case. With very minimum preparation time, I just have to shortlist the candidates into 2-3 options then decide. For me this is freaking HARD! It’s not a decision where perfect information is all gathered; and I feel that’s a faulty decision. And there must be something I missed, there must be a better deal, there must a better choice. Wrong.
Dear quickie bride-and-grooms; I just want to tell you that: Here, in this case… Honey, look, listen....You DON’T have such privilege. Yes sweetie, you don’t. This is part of the risk and consequences you take If you want to conduct a quick marriage. You only have 24 hours a day; you only have 2 hands, two eyes, and limited energy. Not more. Don’t force yourself too much; don’t push yourself too hard (tips #6). Relax dear. Nothing's gonna happen. Kalau ada warna meja yang ga matching atau ga ada selop yang warnanya sesuai emang dunia kiamat? Nggak kok sayang. Relax, one or two mistakes are okay. Nothing's perfect anyway. Bahkan SBY pun pas menyelenggarakan pernikahan anaknya juga membuat ratusan orang yang mau masuk tapi di-limit pun terlantar kok. Come on, missing points are common. Lagian ya, you don’t always get what you want, do you? (This is what si Mas told me) So. Suck. It. Up. #talktomyself
What I realized during the process is that…everyone works for you! Si Mas, papa, mama, ibu Boja, bapak Boja (ini adalah caraku memanggil bapak ibu calon mertua yang berasal dari desa Boja J), (calon) kakak ipar, (calon) tante, adik, temen kantor, temen sekolah, temen-temen virtual di website, atau stranger yang menulis vendor review on their own blog…semuanya bantu! :’) nggak harus dipikir sendiri, dan emang gak boleh dipikir sendiri (tips #7). Kuncinya adalah tanya-tanya-tanya (tips #8). Gak tau harga? Tanya. Gak tau model? Tanya. Gak tau alamat? Tanya. Pokoknya tanya. Yang udah, mau, akan nikah ga cuma kamu. Disinilah transfer knowledge concept is playing an important role. Like seeking for a candle to light up the room: You don’t have to have/create/own every piece by yourself, you only need to make other people share their lights for you J it saves your energy!
Terakhir, yang paling susah adalah bersabar dan nggak mengeluh. Bersabar itu penting, karena kita bakal menyatukan banyak kepada untuk satu pemikiran. Apalagi orang-orangnya semua sama-sama memiliki andil dalam hal ini; dan semua sama pentingnya. Perasaan legowo, ability to compromise, and open-mindedness adalah sifat dasar yang harus dimiliki dari awal banget (bikin konsep) sampe akhiiiir banget (bagian eksekusi), bahkan kadang sampe post-execution (tips #9). Bukan berarti gak boleh marah loh, tapi menurutku ada saatnya dimana you have to know that "you are not the only reason why the marriage is exist in the first place." makanya i always believe that papa, mama, adik, ibu dan bapak boja, si Mas, mas-mbaknya si Mas; semua punya banget andil dan harus bersuara; and i, at the very least, have to listen to them and cosider it into my choice.
Nah, kalo yang ga mengeluh; itu juga menurutku penting banget! This is freaking tiring and stressful. I have felt 5 consecutive weeks without weekend (because every Saturday & Sunday, si Mas and I need to visit several places to prep for all day). Biar ga kayak gini, saya dan si Mas selalu membayangkan “the afterwards”. Maksud nya apa? Nah, intinya... Kalau semua ini (preparation yang maha rebek) sudah berlalu dan sudah selesai, there will be a lot of prettier days, bunches of cuter moments, and unlimited amount of sweeter us. This is what I bare in mind. Whenever i faced difficulties, whenever i'm about to give up, whenever i think this something bothering; i shift my mind and instead, I think that this is only a challenging way to reach our destination: to get waaaaaay better future ahead! (Tips #10). so why mourning? ;)
Aaaaaan; the #10 tips has closed today’s tips session; and to be honest…That (#10) is my favorite tips above all J