Ps. Inspired by Lucy Wiryono's writings.
Hari ini tanggal 25 Februari 2013. Berarti... It’s about 1,5 months after I got married with my husband #yaiyalah #samasiapalagi.
Hari ini tanggal 25 Februari 2013. Berarti... It’s about 1,5 months after I got married with my husband #yaiyalah #samasiapalagi.
1,5 months is a very very very short period to judge, but so far, everything goes smoothly, if not very very very smooth #lebaynyamulaimuncul
I just remember what happened to the “little tyas” while at elementary school, I was asked by my friends about “how your future husband will be?” Woooow, siap-siap narik nafas buat liat list-nya yaaa..
- Yang ganteng
- Yang putih
- Yang rambutnya lurus
- Yang pake kacamata
- Yang tinggi
- Yang mapan
- Yang soleh
- Yang pinter ngaji
- Yang setia
- Yang halus kayak orang jawa
- Yang pinter masak
- Yang sayang ibunya
- Yang dewasa
Pengennya buanyak buanget, kalau di-list mah ga bakal kelar sampai besok bacanya. Yang namanya kriteria ideal, widiiih... Segede gabanlah.. (Btw, gaban itu apa sih? Terus emang segede apaaa..)
Tapi kalau sekarang ditanya apakah suamiku memenuhi kriteria itu 100%? Meeennnn, siapa sih yang bisa menemukan suami cucok 100% with their needs? Almost none! Even if they believe that the criteria is met, it's either they are on denial or, realized it or not, their criteria might be shifted.
Yang gue sadari adalah bahwa kriteria yang gw sebutin itu adalah kriteria pas saya masih timik timik sekecil anak ayam. Kalau sekarang saya ditanya, waduh, kriterianya udah jauh bedaaa.. Saya yakin, kamu pasti juga begitu. Bisa jadi lebih details, bisa jadi makin simpel, bisa jadi makin abstrak (for the latest ini mungkin yang sudah tidak bisa melihat light at the end of the tunnel because of the never ending searching of their jodoh ;p)
Kalau aku, makin lama kiterianya makin bersahaja: Yang punya komitmen. Dan jujur.
Buat apa orangnya super brilian kalau ga pernah ngajak nikah?
Buat apa dia udah mapan dan siap menikah tapi orangnya suka main serong?
At the end, with certain set of criteria yang muluk-muluk, itu jadi hambatan lo untuk membuka hati. For me, be relax-lah... Jangan sok kepedean; jangan sok ke-laku-an! Haha.. masak gara-gara mobil bukan honda jazz, atau gara-gara muka ga kayak lukman sardi, atau gara-gara masakannya ga seenak Bara Patirajawane terus dicoret, ya ga gitu juga ya bok!
Lagian mana tau kalau lo emang se-attractive itu? Kalau kata mbak Lucy Wiryono yang punya Holycow steak, she said:
“Sebetulnya yang paling penting dari soal kriteria ini juga diri kita sendiri sih. Apa kita udah jadi orang yang cukup baik sehingga merasa berhak menilai orang lain? Jangan2 kita ngarep dapet orang yang on paper nya bagus, tapi kita sendiri ternyata bukan catch material...”
“Gue sih percaya banget, energi yang sefrekuensi akan saling berdekatan. Jadi kalo lo pengen dapet pasangan dengan kriteria tertentu (yg masuk akal tentunya ya) ya kita dulu lah yang jadi orang itu. Simpelnya gini, kalo lo tukang ngeluh..ya biasanya gak akan akan jauh2 tuh..akan dapet yang tukang ngeluh juga. Kalo lo orang yang menyenangkan..ya InsyaAllah akan didekatkan juga dengan orang yang menyenangkan..”
Hmm...
Back to the counting days,
After 1,5 months together...
For me,
My husband is the most perfect one.
I simply can’t ask for more.
My criteria are all in him #cieeeh #adayangGR #inidenialbukanya :p
Well,
Thanks Allah for giving me the chance to know, and be together with him.